KETERLIBATAN KAUM INJILI DALAM DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA: SUATU REFLEKSI TEOLOGIS-PEDAGOGIS ATAS METODE DIALOG “PASSING OVERâ€
Abstract
Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis mengenai kurangnya keterlibatan kaum Injili dalam dialog antar umat beragama, yang justru banyak dilakukan oleh kalangan Kristen lainnya. Hal ini disebabkan kaum Injili memiliki pemahaman teologis yang berbeda mengenai perjumpaan dengan agama-agama lain, dan kekuatiran mengenai akibat dari perjumpaan tersebut.
Berdasarkan pembahasan teoritis, tampak bahwa ada beberapa penyebab kaum Injili kurang terlibat dalam dialog antar umat beragama, yaitu: kekuatiran terjadinya sinkretisme melalui dialog; kekuatiran akan disalahmengerti mengenai keterlibatan dalam dialog; dialog tidak dibutuhkan dalam penginjilan, yang dibutuhkan adalah pendampingan pastoral Kristen; kekuatiran akan terjadinya kemunduran dalam penginjilan; dan sikap eksklusivisme dalam
memandang agama-agama lain. Meski dalam posisi demikian, menurut penulis, sebenarnya keterlibatan kaum Injili dalam dialog antar umat beragama masih bisa dimungkinkan kalau mereka memahami dan menghayati keteladan Kristus dalam hal mengosongkan diri (kenosis) untuk mampu membuka diri terhadap orang lain. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan di mana penulis menggunakan sejumlah literatur berbahasa Indonesia dan Inggris, yang membahas tentang dialog antar umat beragama dan keterlibatan kaum Injili dalam dialog antar umat beragama. Selanjutnya, pembahasan dilakukan menurut tinjauan secara teologis pedagogis.
Orang Kristen semestinya mampu terlibat dalam dialog antar umat beragama. Penulis mengusulkan suatu metode dialog “melintas batas†atau “passing overâ€, yang kalau menerapkan prinsip kenosis, kaum Injili dapat melakukannya. Metode ini akan memampukan setiap orang mengalami pengenalan yang mendalam mengenai para penganut agama lain dimana orang tidak pindah agama atau keyakinan, dan bukan sedang dalam pencarian jati diri,juga bukan sedang mencoba-coba mencicipi rasa keagamaan yang lain. Dia melakukan dialog ini untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam lagi tentang keyakinan orang-orang dalam agama lain, dan dengan itu justru akan memperkuat keyakinannya sendiri.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://dx.doi.org/10.36972/jvow.v1i1.4 Abstract view : 506 times | PDF view : 676 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama
Jurnal Voice Of Wesley by Sekolah Tinggi Teologi Wesley Methodist Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Alamat Penerbit: Jl. Bandengan Utara No. 31BA RT/RW. 07/11, Kel Pekojan Kec. Tambora Kota Administrasi Jakarta Barat Kode Pos 11240.
No. Telepon : 021-22695566 ; Fax. 021-22695566